Entri Populer

Jumat, 25 Maret 2011

Penelompokan Kanji

Berdasarkan kamus Kanji Rei Kai Gakushū Kanji Jiten (例解学習漢字辞典) (Akiyasu, 2003; 1025) Pengelompokan Kanji berdasarkan asal-usul Kanji atau yang biasa di sebut naritachi (成り立ち) ada empat macam:

1. Shōkei Moji (象形文字)

Shō (象) mempunyai arti “meniru” dari bentuk sebuah benda ditiru begitu saja menjadi huruf. Pada jaman dahulu dari bentuk gambar berkembang menjadi huruf yang seperti kita kenal sekarang. Pengelompokan ini gagasannya ialah bahwa Kanji yang berupa gambar merupakan perlambangan dari suatu objek ke dalam bentuk yang di sederhanakan. Jumlah karakter Kanji seperti itu tidak banyak tetapi hanya karakter khusus saja yang berasal dari kelompok Kanji seperti itu.
Contoh :



2. Shiji Moji (指事文字)

Shiji (指事) mempunyai arti “menunjuk” dari sebuah gambar yang berupa lambang titik atau berupa garis menunjukkan sebuah huruf. Pada Shiji Moji ini aksara Kanji lebih cenderung menunjukkan sebuah gagasan atau konsep yang memiliki hubungan yang saling bertautan.

Contoh :

3. Kai-i Moji (会意文字)

Kai-i (会意) yang berarti “makna”. Dua kanji atau lebih saling bertemu yang menunjukkan makna baru. Pada Kai-i Moji hampir dalam semua situasi aksara-aksara Kanji dirangkai dengan Kanji bergambar sehingga arti baru terbentuk atas dasar saling berhubungan yang melekat dengan pengertian awalnya.

Contoh : Kanji Jin/Nin/Hito (人) yang mempunyai arti “manusia” bertemu dengan kanji Ki (木) yang mempunyai arti “pohon”, sehingga memembentuk aksara kanji Kyū (休) yang mempunyai makna orang berada di samping pohon,sehingga mempunyai arti ‘beristirahat”.

4. Keisei Moji (形声文字)

Kesei (形声) yang merujuk pada Sei (声) yang artinya “suara”. Dua Kanji saling bertemu yang salah satunya menunjukkan bunyinya dan salah satunya menunjukkan maknanya. Pengelompokan yang ke empat ini juga merupakan aksara berrangkai, akan tetapi ia disatukan dengan cara yang berbeda dibandingkan dengan pengelompokan yang ketiga. Kanji ini mempersatukan satu unsur dengan Kanji yang lain, biasanya satu unsur dipilih pengucapannya dan unsur yang lain dipilih untuk artinya. Disamping itu sering juga terjadi tumpang tindih seperti satu unsur yang dipilih untuk pengucapannya sehingga dapat menolong dalam pengambilan arti dan aksaranya. Paling sedikit ada 80% dari semua aksara Kanji Jepang yang berasal dari kategori seperti ini (Moriyama, 1997: 21).

Contoh : Kanji shō ( 症 ) berasal dari kanji dasar Yamaidare ( 疒 ) yang mempunyai arti “sakit”, bertemu dengan kanji Shō/Sei ( 正 ) yang mempunyai arti “benar”. Jadi kanji Shō ( 正 ) diambil sebagai pengucapannya dan kanji Yamaidare ( 疒 ) menunjukkan maknanya. Sehingga artinya “penyakit”.

Tidak ada komentar: